Kebangkitan Nasional Indonesia dan Pengorbanan Bangsa Untuk Negaranya

29 Mei 2008

Oleh Andi Gunawan

Ungkapan Presiden AS John F Kennedy sangatlah tepat untuk menggambarkan bagaimana dukungan rakyat atau bangsa kepada Negara sehingga tempat dimana ia bernaung dapat menjadi Negara maju dan sejahtera. Apa ungkapan itu???

Baca entri selengkapnya »


Penegakan HAM, Rekonsiliasi dan Nasionalisme

28 April 2008

Oleh Andi Gunawan

Pengusutan berbagai kejadian pelanggaran HAM pada masa Orde Baru kembali mencuat, melibatkan mantan panglima ABRI/TNI dan beberapa mantan Jendral. Kasus yang akan diusut oleh Komnas HAM termasuk kasus besar di Indonesia pada masanya dengan jumlah korban yang tidak sedikit, seperti kasus Talangsari di Lampung, kasus Semanggi I dan II, dan sebagainya.

Para mantan jenderal, membela diri, bahwa apa yang terjadi pada kasus itu terkait situasi dan kondisi pada masa Orde Baru, apa yang telah dikerjakannya sudah sesuai dengan aturan yang ada saat itu.

Baca entri selengkapnya »


Menyambut Hari Kartini 21 April

20 April 2008

Oleh Andi Gunawan

Emansipasi wanita/perempuan kerap disalah artikan oleh sebgaian dari kita, yaitu dengan mengejar karir setinggi langit, kesetaraan jender yang kebablasan, bahkan dengan mengorbankan kodratnya sebagai perempuan. Padahal sesungguhnya apa yang diperoleh dari itu semua terlebih mengorbankan kodratnya sebagai perempuan adalah kekalahan bagi perempuan yang paling telak.

Kodrat perempuan yang lazim kita kenal adalah bahwa setelah seorang perempuan menikah, kemudian akan mengurus keperluan suaminya, melahirkan anak dan menjaganya hingga dewasa. Bentuk kehidupan bagi sebagaian perempuan seperti di atas adalah salah satu bentuk kebahagian yang paling alami, namun bagi sebagian yang lain bentuk kehidupan tersebut adalah pengekangan dimana wanita tidak bebas bergerak dalam menentukan hidupnya sebagaimana laki-laki.

Baca entri selengkapnya »


Artikel Mr. Jakob Sumardjo pada Harian Kompas Luar Biasa

12 April 2008

Oleh Andi Gunawan

Artikel yang berjudul “Zaman Emas Indonesia” pada harian Kompas memang luar biasa, isinya sangat senada dengan apa yang ada dalam benak saya, artikel yang berani dan bernilai bagi bangkitnya bangsa Indonesia dari keterpurukan, ini membuat rasa nasionalisme saya semakin menguat, saya berharap saudara sebangsa dan setanah air juga demikian adanya.

Dalam artikel yang ditulis oleh esais Mr. Jakob Sumardjo menawarkan solusi untuk pemerintah agar bertindak tegas kepada koruptor, pemerkosa, pembunuh dan penjahat kemanusian lainnya dengan hukuman mati bahkan tembak ditempat yang berlaku pada siapapun, tindakan itu sepertinya tidak berperikemanusian, namun sesungguhnya adalah demi perikemanusian, bukan perikejahatan.

Walau masih berupa impian, namun saya yakin dan optimis pada masa yang akan datang akan ada Zaman Emas Indonesia.

Di bawah ini adalah artikel Mr. Jakob Sumarjo selengkapnya, yang saya kutip dari Harian Kompas, Sabtu, 12 April 2008, pada kolom opini :

Baca entri selengkapnya »


Konsep Era Pencerahan Indonesia

9 April 2008

Oleh Andi Gunawan

Kesamaan cara pandang dan berfikir pada Era Pencerahaan Indonesia sangat diperlukan yaitu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan, konsisten dalam menjalankan konsep yang telah disusun dan yakin akan keberhasilan pada masa yang akan datang. Keyakinan akan keberhasilan akan menambah energi dan semangat dalam berjuang mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dukungan penuh atas Era Pencerahan Indonesia oleh seluruh elemen bangsa mulai dari pemerintah, insan pendidikan, tokoh masyarakat, media masa, lembaga swadaya masyarakat, filantropi Indonesia, partai politik sampai masyarakat umum sangat dibutuhkan. Komitmen dukungan dari seluruh elemen bangsa sangat menentukan keberhasilan Era Pencerahan Indonesia.

Waktu yang dibutuhkan bagi keberhasilan Era Pencerahan Indonesia relatip lama minimal antara 10 sampai 20 tahun baru bisa dirasakan efeknya, karena mendidik tidaklah instan.

Baca entri selengkapnya »


Menjaga Wilayah Terluar Indonesia

8 April 2008

Banyak cara membangkitkan nasionalisme, dengan retorika berpidato yang memukau ala Bung Tomo untuk menggelorakan semangat juang arek-arek Suroboyo mengusir penjajah dari bumi Indonesia, memperjuangkan kontrak karya atas hasil tambang ke tingkat yang paling menguntungkan bagi Indonesia (ala Wapres Yusuf Kalla) padahal yang dihadapi adalah perusahaan multi nasional Amerika Serikat yang didukung oleh pemerintah AS, atau gaya diplomasi Menkes Siti Fadillah Supari dalam memperjuangkan virus sharing bagi pemilik virus di Negara berkembang sehingga bermanfaat bagi Negara yang bersangkutan.

Namun ada satu cara yang unik yang dilakukan warga Indonesia dalam menggugah nasionalisme kita yaitu dengan mengelilingi pulau terluar dari wilayah Indonesia, sebagai wujud dari keinginan warga Indonesia mempertahankan kedaulatan Negara hingga tiap jengkal tanahnya.

Baca entri selengkapnya »


Mewujudkan Orde Pencerahan Indonesia

7 April 2008

Momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional Indonesia harus dijadikan titik awal bagi kejayaan Indonesia pada masa yang akan datang, semua elemen bangsa harus mengerahkan daya dan upayanya demi kejayaan Indonesia tersebut.

Langkah strategis yang harus dilakukan bangsa dan Negara Indoensia adalah menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama, karena pendidikan mampu mencerahkan bangsa, menjadikan manusia Indonesia berkualitas dan berjiwa besar berbagai persoalan kehidupan bangsa dapat teratasi dengan mudah, ini ditandai dengan adanya aparat pemerintah yang berkualitas dan amanah, serta rakyat yang mampu berdikari, menolong dirinya sendiri, tidak berpangku tangan menunggu bantuan pemerintah.

Baca entri selengkapnya »


Teori Organisma : Membangun Indonesia Jaya (bagian 2)

17 Maret 2008

Oleh Andi Gunawan

Salah satu aplikasi dari ajaran Ilahi, manajemen ilahi, dikaitkan Negara sebagai organisma, adalah bahwa mahluk hidup, misalnya seorang manusia diibaratkan sebagai sebuah Negara. Manusia terdiri dari kepala, badan dan anggota badan, tulang-tulang rangka dan daging sebagai pembungkus tulang. Pada bagian kepala terdiri dari otak (untuk berpkir) dan panca indra, isi badan terdiri dari paru-paru, jantung, hati, empedu, lambung, usus dan sebagainya, yang memiliki berbagai macam fungsi. Kemudian manusiapun dapat berinteraksi dengan manusia lain.

Hal yang paling menarik dari semua itu adalah bahwa manusia tersusun dari jutaan sel, yang dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Sel dalam sebuah Negara bisa dibaratkan kumpulan manusia terkecil yang dapat berkembang dan memiliki otoritas. Di Indonesia kumpulan terkecil manusia adalah tingkat RT (Rukun Ttangga), RW (Rukun Warga) dan Desa, yang di dalamnya terdiri dari keluarga dan individu. Maka dengan teori organisma ini di Indonesia ujung tombak kemajuan negera seharusnya dimulai dari tingkatan yang terkecil jumlah penduduknya.

Banyak ahli yang bijak menempatkan desa sebagai indicator kemajuan Negara khususnya di Indonesia, bila desa maju dan kuat dipastikan akan kuat pulalah Negara. Hal tersebut selaras dengan teori yang dikemukakan di atas yaitu ujung tombak kemajuan seharusnya dari tingkat RT dan RW yang tersinergi dengan Desa sebagai struktur pemerintahan terkecil. Sebagai ujung tombak tentu harus tajam dan kuat, bila tumpul maka program dari pemerintah yang akan dilaksanakan tidak akan terwujud.

Baca entri selengkapnya »


Teori Organisma : Membangun Indonesia Jaya (bagian 1)

17 Maret 2008

Oleh Andi Gunawan

Negara yang maju dan modern tentu menjadi impian bagi setiap bangsa di seluruh dunia, bagaimana mewujudkannya?. Tentu saja banyak teori yang mengarah bagaimana menjadi sebuah negara maju dan modern serta demokratis. Dan banyak pula contoh dari negara maju dan moderen tersebut untuk diterapkan dimasing-masing negara sehingga mampu mengejar ketertinggalannya bahkan mengejar kemajuan negara-negara tersebut.

Negara-negara maju dan modern yang ada saat ini mempunyai sejarah panjang dalam pembentukannya, apalagi menjadi negara super power yang kuat akan militer dan ekonominya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan sebagainya. Persoalannya apakah negera-negara tersebut akan mampu mepertahankan kemajuan dan kemodernanya ataukah akan menuju kehancuran karena telah mengalami titik jenuh? Mampukah mereka bertahan selamanya?

Baca entri selengkapnya »


Indonesia Bersatu dan Maju : Hal Yang Menakjubkan

8 Maret 2008

Hal yang sungguh menakjubkan dari bangsa Indonesia adalah bersatunya berbagai macam perbedaan dalam satu Negara. Indonesia memiliki ratusan suku bangsa, budaya, dan bahasa, beragam etnis, agama dan keyakinan yang berbeda-beda, dan menempati suatu kepulauan terbesar di dunia yang sambung menyambung menjadi satu dari Sabang sampai Merauke, suatu hal yang tidak banyak dimiliki oleh Negara-negara lain di dunia. Sungguh menakjubkan.

Perbedaan yang ada di Indonesia ini seperti mewakili beragamnya bangsa dan Negara di dunia. Namun hari ini Negara-negara dunia tengah dirundung banyak konflik baik yang disebabkan konflik internal (konflik antar suku dan konflik karena kekuasaan) maupun konflik eksternal yaitu konflik antar Negara, adanya standar ganda dari suatu Negara, kejahatan kemanusian (terorisme) dan sebagainya.

Baca entri selengkapnya »


Menkes RI Mendapat Tekanan dari Negara Barat dan WHO

22 Februari 2008

Buku Menkes yang berjudul “Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung” mendapat tekanan dari Negara-negara Barat dan WHO, karena isinya dianggap telah menyinggung atau menyerang kepentingan Negara-negara Barat, edisi dalam Bahasa Inggrisnya yang 1.000 eksemplar diisukan harus ditarik dari peredaran (kenyataannya buku tersebut telah laris dan tak jadi ditarik).

Buku tersebut mendapat tanggapan luar biasa dari media Negara-negara Barat, mereka menulis bahwa dalam buku itu Siti Fadillah mengurai konspirasi Barat dalam menggunakan sample flu burung. Mereka yang terlibat adalah AS dan WHO yang memanfaatkan virus flu burung sebagai senjata biologis.

Baca entri selengkapnya »


Soal Gas Natuna : Wapres Bak Ksatria Bangsa

9 Februari 2008

 

Pernyataan Wapres dalam Harian Kompas yang dikutip dari Kantor Berita Antara, sungguh merupakan pernyataan seorang ksatria, pernyataan yang membela kepentingan rakyat Indonesia, padahal yang dihadapinya adalah perusahaan multinasional dari Amerika Serikat yaitu EXXON. Seperti yang kita pahami bahwa setiap perusahaan multinasional dari Amerika Serikat pasti mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat. Ini artinya bahwa Wapres HM. Jusuf Kalla berani berhadapan dengan pemerintahan AS rezim Geroge W. Bush yang arogan. Sikap Wapres membela kepentingan rakyat Indonesia patut dicontoh oleh siapapun untuk kebaikan dan kedaulatan Indonesia

Baca entri selengkapnya »


Malaysia Bersemangat Pelajari Seni dan Budaya Indonesia

26 Desember 2007

Malaysia bersemangat mempelajari seni dan budaya Indonesia, hal ini dibuktikan dengan mempelajari kurikulum seni yang ada di SMKN 10 Bandung (Kompas 26/12/2007) sementara bangsa Inonesia tidak acuh terhadap seni dan budayanya sendiri, namun ketika seni dan budaya tersebut akan lestarikan Malaysia dengan cara diakui menjadi miliknya, kontan bangsa Indonesia kebakaran jenggot, inilah sikap nasionalisme hangat-hangat tahi ayam.

Kita memang tidak rela kalau seni dan budaya kita diakui oleh bangsa atau negara lain, karena merupakan warisan dari pendahulu kita yang harus dilestarikan. Dan sudah seharusnya kita lebih tidak rela lagi kalau kebudayaan yang kita miliki justru punah begitu saja tanpa mampu kita lestarikan.

Baca entri selengkapnya »


Perjuangan Menkes di Forum Internasional (2)

6 Desember 2007

Ketidak-jelasan sistem atau yang lebih tepat ketidak-adilan yang diterpakan oleh WHO dan negara kapitalis atas negara berkembang disampaikan pula oleh Menkes. Ini menjadi contoh bahwa ketidak-adilan yang diterima negera berkembang harus disuarkan dengan lantang di berbagai forum sehingga negara-negara berkembang akan Baca entri selengkapnya »


Perjuangan Menkes di Forum Internasional (1)

5 Desember 2007

“Ternyata kapitalisme tidak saja mengeksplorasi kekayaan alam negara sedang berkembang, tetapi juga mengeksploitasi kekayaan tubuh manusia dari bangsa-bangsa yang tidak berdaya. Mereka mengambil darah kita, mereka mengambil sel-sel tubuh kita, dan mengambil antibodi kita. Yang paling berbahaya, mereka telah mengambil sel-sel otak kita untuk direkayasa dengan cara berpikir mereka sehingga kita nurut saja apa saja perintahnya,” kata Menkes Baca entri selengkapnya »